Halaman

Rabu, 03 Desember 2014

Pipi Bersemu Merah

Awal bulan desember hari senin pagi tetiba aku harus ikut dengan adik tingkat menghadap dosen di gedung selatan. Aku tebiasa jalan cepat, sehingga selang berapa menit kita sampai di gedung tersebut. Sesampainya di gedung, ketika aku melangkahkan kaki dengan cepat menuju tangga kecil yang masih tersisa genangan air akibat turun hujan tadi subuh, seketika itu juga aku terpeleset akibat gesekan yg sangat kecil antara sepatuku dengan lantai. Banyak sekali orang yang terkejut melihatku mungkin sekaligus tertawa. sebelum celanaku menyentuh lantai, aku langsung dipegang dari belakang oleh adik tingkatku dan membantuku untuk bangkit. Aku gemetar dan pipiku berubah merah, entah apa yg harus aku lakukan selain tegap berjalan, dan melihat fokus kedepan. Kuabaikan penonton yg melihatku, ku abaikan juga orang duduk dihadapnku, yg begitu aku melihatnya aku tak bisa melihat lantai yg licin, aku mencoba memalingkan wajahku untuk melihatnya, aku tak bisa menatapnya karena semalam aku mengirim message yg bisa disimpulkan aku memberikan perhatian lebih padanya. Ketika menghadap dosen, aku tidak fokus apa yg disampaikan karena pikiranku masih tak mau beranjak pergi dari kejadian tadi. Saat Adzan duhur berkumandang itu merupakan panggilan penuh cinta dari Allah untuk segera menghadapNya. Aku menutup pintu kamar mandi dan segera berwudhu. Aku ambil wudhu lama sekali, karena merasakan segarnya air ketika menyentuh kulit, dan mengingat kejadian tadi pagi. Saat aku membuka pintu, aku melihat orang yg memakai sandal jepit, celana kain, dan baju polo coklat dan kepalaku menoleh keatas aku melihat orang yg tadi duduk dihapanku. Dengan suara lembut dan tersenyum dia berkata
"Hati-hati lantainya licin fin, supaya tidak terpeleset lagi"
Saat itu pula aku hampir terpeleset lagi. Oh tidak kenapa ini terjadi lagi. Aku hanya tertawa kecil.
Aku menunggunya menjadi imam sholat dzuhur.
Kemudian dia selesai mengambil air wudhu, ketika itu kita saling tatap2an.
"Ini gimana, sholat bareng?"katanya
"Iya, jamaah"kataku
Ketika dia mulai siap menjadi imam, aku tiba2 bilang
"Tunggu yg masih wudhu"
"Oh iya"katanya sambil menoleh ke kamar mandi
"Kamu ada kuliah fin?katanya lagi
"Iya kak, yg td pagi itu" jawabku sambil tertawa kecil
Kemudian dia ikut tertawa. Aku merasakan dia seolah2 ikut tersenyum ketika kutersenyum, dan begitu sebaliknya. Aku tak bisa menatap matanya karena itu akan membuat pipiku merah merona. Dan akhirnya tiba kita sholat jamaah. Saat dia mulai mengucapkan takbir, aku merasa tenang dan melupakan dunia untuk menghadap Allah yang Maha Besar. Selesai sholat dia langsung pergi mungkin sungkan untuk pamit ke aku karena aku sedang khusyu berdoa dan meminta ampunan kepada Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar