Sistem kontrol proses terdiri
atas sekumpulan piranti-piranti dan peralatan-peralatan elektronik yang mampu
menangani kestabilan, akurasi dan mengeliminasi transisi status yang berbahaya
dalam proses produksi. Masing-masing komponen dalam sistem kontrol proses
tersebut memegang peranan pentingnya masing-masing, tidak peduli ukurannya.
Misalnya saja, jika sensor tidak ada atau rusak atau tidak bekerja, maka sistem
kontrol proses tidak akan tahu apa yang sedang terjadi dalam proses yang sedang
berjalan.
Sistem kontrol dibagi menjadi dua, yaitu open loop dan close
loop. Open loop adalah suatu sistem kontrol yang mana plant tidak dapat
mempengaruhi kontroller. Contoh dari dari open loop adalah kran tangki air
otomatis menggunakan timer, jadi kondisi tangki penampung air(plant) tidak
mempengaruhi kontroller. Jadi, sekali perintah buka kran dengan waktu tertentu,
kran akan terbuka dengan waktu yang telah ditentukan dengan mengabaikan apakah
tangki telah penuh atau belum.
Sedangkan close loop memungkinkan adanya pengaruh kondisi aktual
plant terhadap kontroller. Sebagai perbandingan antara open loop dan
close loop kita ambil contoh yang sama, yaitu kran tangki air dengan desain
sistem kontrol yang berbeda. Untuk desain sistem kontrol close loop mungkin
kita akan memasukkan sebuah sensor kedalam sistem tersebut, anggap saja itu
sensor kelembapan. Hasil bacaan dari sensor tersebut akan menjadi acuan
bagi kontroller, apakah tangki dalam kondisi penuh atau tidak. Disini,
kontroller akan memberikan suatu perintah kepada aktuator dengan mengambil
pertimbangan dari kondisi aktual dari tangki air. Jadi, kondisi plant dapat
mempengaruhi dari kontroller.
Beberapa istilah yang ada di dalam sistem kontrol:
1. Kontoller
Kontroller dapat terdiri dari sebuah rangkaian elektronik sederhana seperti sebuah transistor dan beberapa relay. Penggunaan kontroller yang lebih komplek dan lebih canggih menjadi pertimbangan dari perancangan sustu sistem kontrol seperti penggunaan FPGA dalam suatu sistem. Aplikasi yang membutuhkan sistem yang komplek namun membutuhkan sustu kontroller yang simpel dan murah, mungkin penggunaan mikrokomtroller akan memberikan suatu solusi yang sangat memuaskan. jenis mikrokontroller dipasaran telah bermacam-macam merek dan arsitektur dari mikrokontroller itu sendiri. Seperti 8051 dari Intel yang telha dikembangkan oleh Atmel dengan seri at89-nya, avr dari Atmel atau jenis ARM dan PIC. Beberapa jenis kontroller yang sering dipakai di industri adalah PLC, SCADA, FPGA, Mikrokontroller dan lain-lain.
Kontroller dapat terdiri dari sebuah rangkaian elektronik sederhana seperti sebuah transistor dan beberapa relay. Penggunaan kontroller yang lebih komplek dan lebih canggih menjadi pertimbangan dari perancangan sustu sistem kontrol seperti penggunaan FPGA dalam suatu sistem. Aplikasi yang membutuhkan sistem yang komplek namun membutuhkan sustu kontroller yang simpel dan murah, mungkin penggunaan mikrokomtroller akan memberikan suatu solusi yang sangat memuaskan. jenis mikrokontroller dipasaran telah bermacam-macam merek dan arsitektur dari mikrokontroller itu sendiri. Seperti 8051 dari Intel yang telha dikembangkan oleh Atmel dengan seri at89-nya, avr dari Atmel atau jenis ARM dan PIC. Beberapa jenis kontroller yang sering dipakai di industri adalah PLC, SCADA, FPGA, Mikrokontroller dan lain-lain.
2. Plant
Plant adalah objek dari sistem kontrol. Dari contoh di atas, plant adalah tangki air. Sebenarnya masih banyak contoh lain dari sistem kontrol di sekitar kita. Seperti robot penyedot debu, pintu gerbang otomatis, printer dan lain-lain.
Plant adalah objek dari sistem kontrol. Dari contoh di atas, plant adalah tangki air. Sebenarnya masih banyak contoh lain dari sistem kontrol di sekitar kita. Seperti robot penyedot debu, pintu gerbang otomatis, printer dan lain-lain.
3. Sensor dan
tranducer
“Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik disebut Transduser.
“Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik disebut Transduser.
Pada saat ini, sensor tersebut
telah dibuat dengan ukuran sangat kecil dengan orde nanometer. Ukuran yang
sangat kecil ini sangat memudahkan pemakaian dan menghemat energi.”(wikipedia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar