Halaman

Selasa, 29 Maret 2011

Bedah Rekonstruksi Kulit

Bedah rekonstruksi merupakan tindakan bedah yang mengkhususkan pada penanganan kecacatan serta kelainan pada kulit, jaringan lunak, rangka, dan otot. Cacat tersebut dapat disebabkan oleh kelainan bawaan, penyakit infeksi, atau kecelakaan. Salah satu contoh tindakan bedah ini adalah cangkok kulit (transplantasi kulit) pada pasien yang mengalami kerusakan kulit akibat luka bakar atau kecelakaan.

Transplantasi kulit umumnya merupakan auto-transplantasi, yaitu kulit yang digunakan berasal dari individu yang sama. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan keberhasilan tindakan bedah yang dilakukan agar meminimalkan reaksi penolakan tubuh yang dapat timbul. Metode baru yang digunakan dalam transplantasi kulit, yaitu split cangkok kulit dan flap.

Split cangkok kulit (skin grafting)
Split cangkok kulit merupakan cangkok lapisan epidermis kulit yang dapat dipindahkan secara bebas. Kulit yang digunakan dapat berasal dari bagian mana saja dari tubuh, namun pada umumnya berasal dari daerah paha, punggung atau perut. Permukaan kulit dapat diperluas dengan membuat irisan_irisan yang biala direnggangkan akan membentuk jala, sehingga luasnya dapat mencapai 1,5 hingga 6-9 kali luas semula. Teknik cangkok jala ini disebut mesh dan biasanya digunakan pada luka bakar yang luas. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka diperlukan beberapa persyaratan antara lain sistem peredaran darah pada daerah resipien (daerah yang mendapat kulit cangkokan) harus baik, tidak ada infeksi, dan keadaan umum penderita harus baik.

Flap
Flap adalah cangkok jaringan kulit beserta jaringan lunak di bawahnya yang diangkat dari tempat asalnya. Flap yang dipindahkan akan membentuk pendrahan baru di tempat resipien. Tindakan bedah rekonstruksi ini antara lain sering digunakan untuk memperbaiki kecacatan atau kelainan yang timbul akibat kecelakaan. Aplikasi teknik bedah ini digunakkan pada rekonstruksi hidung, memperbaiki kelainan pada wajah paksa operasi (misalnya kelainan pada pipi paksa operasi tumor), dan lain-lain.
Walaupun dalam bedah rekonstruksi diupayakan semaksimal mungkin menggunakan bahan-bahan yang berasal dari tubuh penderita sendiri, namun adakalanya hal tersebut tidak memungkinkan. Oleh karena itu, untuk menunjang upaya bedah rekonstruksi masih diperlukan bahan-bahan sintetis. Bahan-bahan tersebut sebelum digunakan dan ditanam dalam tubuh harus memiliki beberapa syarat antara lain tidak atau sedikit menimbulkan reaksi tubuh, tidak bersifat magnetis, dan tidak menghantarkan listrik. Bahan sintetik yang lazim dipakai adalah silikon, akrilik, dan logam campuran seperti titanium.
Kemajuan bedah rekonstruksi yang merupakan salah satu cabang dari ilmu bedah telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi mereka yang sebelumnya mungkin sudah putus asa pada kecacatan atau kelainan kulit yang dimilikinya. Dengan tindakan bedah rekonstruksi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan kepercayaan diri penderita. Walaupun demikian tetap dilakukan penelitian dan pengembangan teknik sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik. selain itu juga diperlukan adanya sosialisasi yang baik mengenai teknik bedah ini sehingga masyarakat dapat memanfaatkan teknik ini dengan lebih luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar